AKU RELA DIPENJARA ASALKAN BERSAMA BUKU, KARENA DENGAN BUKU AKU BEBAS "MOHAMMAD HATTA"

Kamis, 23 Maret 2017

FAKTA DIBALIK TRAGEDI NAGASAKI & HIROSHIMA


Penjajahan Jepang adalah yang terburuk sepanjang sejarah perjuangan Indonesia. Bahkan kata para pejuang dulu, 350 tahun penjajahan Belanda tak lebih kejam dari pada Nippon yang hanya 3,5 tahun. Begitu bengis, para pemuda diperbudak dan dipaksa jadi pasukan perang, wanita dijadikan penghibur dan mereka yang tak sanggup bekerja akan jadi bulan-bulanan untuk kemudian dibantai. Namun, penderitaan tak terperikan ini berakhir saat Soekarno, Hatta, serta para pejuang lain mencapai proklamasi. 
Indonesia merdeka di 1945, di tahun yang sama saat Jepang kalah di Perang Dunia II bersama kroni Jermannya. Momen yang jadi titik balik Indonesia adalah tragedi kehancuran Jepang yang belakangan dianggap sebagai kejahatan perang. Ya, peristiwa hancur leburnya Hiroshima dan Nagasaki oleh bom atom sekutu. Secara tak langsung hal ini membawa dampak mudahnya usaha untuk meraih kemenangan bagi bangsa kita.

Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.) Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear Principles, melarang negara itu memiliki senjata nuklir.

Pemboman Amerika terhadap dua kota besar Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 Agustus 1945 adalah peristiwa sejarah yang membuat trauma masyarakat dunia hingga saat ini. Pemboman dengan menggunakan Bom Atom yang dikenang sebagai sejarah besar peperangan dan penderitaan besar rakyat jepang atas kesalahan dua kubu yang saling berperang mempertahankan prinsip politik mereka. Bom Atom telah meluluh lantakkan kedua kota itu hingga mengalami penderitaan yang panjang dari generasi ke generasi akibat radiasi kimia yang diturunkan lewat genetika. Pemboman itu mengakibatkan kehancuran yang merata di daerah itu.

Dalam film Dokumentasi dari Discovery Channel yang menggambarkan betapa menderitanya rakyat 2 kota tersebut yang tertimpa bom atom berkekuatan antara 15.000 dan 20.000 ton TNT. tersebut menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki, semua itu dilakukan oleh Sekutu Amerika dkk. dengan alasan untuk membungkam angkatan perang kekaisaran Jepang yang terkenal sangat heroik, pantang menyerah dan loyal kepada kaisar, Jepang sendiri akhirnya bertekuk lutut pada sekutu 6 hari setelah dijatuhkan bom atom tersebut tepat pada tanggal 15 Agustus 1945 yang kemudian disusul merdeka nya Indonesia dua hari kemudian, yang menurut beberapa orang merupakan hadiah pemberian sekutu.

Bom atom Hiroshima dan Nagasaki sendiri memang membawa dampak besar. Meskipun begitu, kejadian ini tak selamanya disikapi dengan buruk. Berikut adalah fakta-fakta tentang bom atom tersebut yang mungkin kamu belum mengetahuinya.

1. Apakah Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki Masih Memiliki Radiasi Saat ini?



Dampak bom atom di dua kota itu memang sangat gila. Tak hanya menghancurkan peradaban dan juga manusianya. Tapi, pasca kejadian ternyata juga masih membawa dampak yang buruk. Memang benar ada yang berhasil selamat, namun tak berarti mereka lepas dari penderitaan. Ancaman radiasi yang menyebabkan kanker sudah jelas mereka alami.

Tercatat banyak orang yang meninggal gara-gara radiasi mematikan ini. Bom atom semacam ini memang selalu berdampak seperti itu dan biasanya radiasinya akan bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pertanyaannya sekarang, apakah bom atom ini masih menimbulkan radiasi? Para pakar sepakat mengatakan kedua kota ini sudah benar-benar aman dari radiasi.

Alasan utamanya, karena pada saat kejadian, bom atom tersebut tidak meledak saat menghantam daratan. Sesaat sebelum clash bom ini sudah meledak. Kalau seumpama skenarionya terbalik, maka mungkin saja Hiroshima dan Nagasaki sama berbahayanya seperti tempat-tempat uji coba bom atom lainnya yang bahkan hari ini masih sangat berbahaya.

2. Ada Pria yang Berhasil Bertahan dari Dua Ledakan Mematikan ini

 Tsutomu Yamaguchi
Secara logika, sangat kecil kemungkinan seseorang bisa selamat dari bom mengerikan semacam ini. Apalagi jika seseorang berada tidak terlalu jauh dari ledakannya. Namun, hal logis ini ternyata tidak berlaku untuk seorang pria Jepang bernama Tsutomu Yamaguchi. Bagaimana tidak, orang ini berhasil bertahan dari dua bom paling mematikan sepanjang Perang Dunia II itu.

Diceritakan ketika itu Yamaguchi yang berasal dari Hiroshima pergi ke Nagasaki untuk bisnis. Sayangnya, tak lama setelah tiba di sana, sekutu meluncurkan bom mematikan itu. Ajaibnya, Yamaguchi berhasil selamat. Setelah kejadian ini, Yamaguchi pun kembali ke Nagasaki dan langsung bekerja setelah tiga hari beristirahat. Ketika kembali ke perusahaan ia pun menceritakan pengalaman yang dialaminya. Namun, siapa sangka saat itu juga sekutu untuk kedua kalinya menjatuhkan bom atomnya. Nagasaki pun porak poranda. Ajaibnya, ia lagi-lagi berhasil hidup.

Yamaguchi adalah segelintir orang yang berhasil mendapatkan keajaiban mustahil seperti ini. Pria ini pada akhirnya meninggal di usia 93 tahun karena sakit lambung.

3. Shigeki Tanaka, Korban Hiroshima yang Jadi Juara



Nama Tsutomu Yamaguchi mungkin fenomenal, tapi tak banyak yang kenal dengan Shigeki Tanaka. Padahal ia juga salah satu orang berhasil selamat dari bom paling mengerikan sepanjang zaman ini. Tanaka tinggal tak jauh dari pusat bom di Hiroshima. Ketika itu ia masih 13 tahun dan tak mengerti apa pun. Tiga hari setelah kejadian, barulah Tanaka mengerti apa yang sedang terjadi dan ia langsung ngilu di sekujur tubuhnya.

Lalu berbekal cerita-cerita miris tentang negaranya yang dihancurkan, Tanaka pun meraih semua mimpi-mimpinya. Ia sangat menyukai lari dan di umur 20 tahun ia berhasil menjadi pria Jepang pertama yang berhasil menang di Marathon Boston yang terkenal itu di tahun 1951. Oleh pemerintah, ia digaungkan sebagai simbol spirit Jepang yang takkan mudah menyerah meskipun dihancurkan sekeji apa pun.

4. Fat Man, Biang Kerok Kehancuran Nagasaki
 
FAT MAN
 Fat Man adalah nama kode yang dilabelkan oleh sekutu kepada bom atom yang dijatuhkannya di Nagasaki. Dinamai seperti itu karena bom atom ini memang gemuk mirip dengan pria gendut. Dilihat dari dimensinya, Fat Man memiliki diameter 1,5 meter dengan panjang 3,3 meter. Ia dilapisi semacam besi berkualitas tinggi sebagai wadah untuk membawa sekitar 6,2 kilogram plutonium sebagai inti.
LITTLE BOY
Mk I “Little Boy” memiliki panjang 3 m, lebar 71 cm, dan berat 4000 kg. Rancangannya menggunakan aturan pistol untuk meledakan sub-massa kritikal uranium-235 dan tiga U-235 ring target bersamaan untuk menjadi super-massa kritikal, mengawali reaksi berantai nuklir. Dia terdiri dari 60 kg U-235, di mana 0,7 kg mengalami reaksi fissi. Uranium diperkaya di pabrik raksasa di Oak Ridge, Tennessee selama Proyek Manhattan

Ketika dijatuhkan oleh sekutu, Fat Man membunuh sekitar 40 ribu orang sekaligus. 40 ribu lagi meninggal setelahnya karena radiasi dan juga cidera akibat ledakan. Sebenarnya saat menjatuhkan Fat Man, sekutu salah dalam perhitungan. Fat Man harusnya dijatuhkan pas di titik sasaran, lantaran awan yang lebat ketika itu, bom yang dijatuhkan ini melenceng sejauh 2 mil.



5. Kokura Sebenarnya Jadi Target, Bukan Nagasaki



Seperti penjelasan sebelumnya, Fat Man mengalami kesalahan sehingga ia jatuh melenceng sejauh 2 mil dari target. Target sekutu tersebut pada awalnya adalah sebuah kota bernama Kokura. Dipercaya jika di tempat inilah Jepang membangun pabrik senjatanya. Kokura sendiri memang berjarak sangat dekat dengan Nagasaki.

Hal ini pun sempat jadi perbincangan, baik sekutu atau oleh orang Jepang sendiri. Orang-orang heran kenapa Nagasaki yang ancaman bahayanya rendah justru dilumat, padahal Kokura punya gudang persenjataan. Makanya, gara-gara kesalahan ini seringkali bom yang jatuh dikedua kota Jepang ini, terutama Nagasaki, dianggap sebagai kejahatan perang.

Sebagai manusia biasa kita memang harus merasa prihatin dengan bencana yang menimpa Jepang ini. Namun, jika bukan karena pengeboman ini, maka Indonesia mungkin selamanya takkan lepas dari penjajahan. Dilematis memang jika menghubungkan dua hal yang kontradiktif seperti ini. Namun, pada akhirnya semuanya telah terjadi, bahkan sudah lewat lebih dari beberapa dekade. Hal ini harus jadi pelajaran, bagi siapa pun, agar tidak lagi melakukan sesuatu yang mengerikan seperti itu. NEXT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar