AKU RELA DIPENJARA ASALKAN BERSAMA BUKU, KARENA DENGAN BUKU AKU BEBAS "MOHAMMAD HATTA"

Senin, 24 April 2017

PERINGATAN "ISRA DAN MI'RAJ NABI MUHAMMAD MENJEMPUT SHALAT"


Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat terbesar Rasulullah saw setelah Al Qur’anul karim, karena Isra’ Mi’raj adalah perjalanan ibadah yang tujuan utama dari perjalanan ini adalah menjemput perintah ibadah Shalat lima waktu, yang merupakan pondasi utama dari agama islam.

Ibadah lain di perintahkan Allah swt melalui perantara malaikat jibril kepada Rasulullah saw, melalui wahyu, sedangkan ibadah Shalat di jemput langsung oleh Rasulullah saw di hadapan Allah swt melalui perjalanan yang sangat jauh, tidak saja perjalanan bumi dan angkasa raya, tetapi sampai kealam syahadah, ke Sidratul Muntaha.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Qatadah, Anas bin Malik, Malik bin Sha’Sha’ah, sesungguhnya Nabi Muhamad saw pernah menceritakan pada sahabat tentang malam beliau di Isra’kan. Beliau bersabda “Disaat terjadinya malam Isra’ aku berada di Mekkah berada dalam keadaan tidur dan jaga, maka Jibril datang menghampiriku, sahutnya “”Ya Muhamad Tegaklah” dan aku pun berdiri, waktu itu Jibril bersama Mikail “Serahkan padaku bejana Zam-zam untuk membersihkan hati Muhamad dan melapangkan dadanya” Lalu mulai Jibril membelah perutku dan mencucinya tiga kali dan Mikail telah menyerahkan kepadanya tiga bejana penuh air, dan ia pun melapangkan dadaku, mencuci bersih kotoran (Dengki) dan memenuhinya dengan hikmah, ilmu dan iman, serta menyematkan Khatamul nubuwwah (Pangkat kenabian) diantara kedua bahuku.

Selanjutnya Jibrl menuntunku ke sumur zam-zam, ia berseru kepad Mikail “Serahkan kepadaku sebuah bejana yang di penuhi air zam-zam atau air telaga Al Kausar” ia pun menyuruhku berwudhu, setelah itu ia beseru “Ya Muhamad, Berangkatlah!” jawabku “Berangkat kemana?” sahutnya “Berangkat menuju Tuhanmu dan Tuhannya segala sesuatu” maka mulai lah kami berangkat.

Ketika itu aku berkendaraan Buraq, dia lebih tinggi jika dibandingkan dengan Himar dan lebih rendah dari pada Bighal. Pipinya persis pipi manusia, ekornya persis ekor unta, rambut kepalanya persis rambut kepala kuda, tegak kakinya persis unta, telapaknya persis telapak sapi. Punggung nya bagai mutiara putih, padanya pakaian hias tunggangan dari surga, dua sayapnya terletak pada kedua pahanya yang digunakan untuk terbang bagaikan kilat. Sekali langkahnya mampu menembus akhir batas penglihatannya.

Jibril pun berseru “Silahkan naik ya Muhammad” ternyata buraq ini pernah di kendarai Nabi Ibrahim AS untuk ziarah ke Baitul Haram Mekkah. Maka naiklah aku ke atasnya dan melajulah ia didampingi oleh Jibril.

Kemudian Jibril berseru “Turunlah ya Muhammad, silahkan melakukan Shalat” lalu akupun turun dan melakukan Shalat, Jibrilpun berkata “Tahukah Kamu Muhammad dimana kamu Shalat?” jawabku “Tidak tahu” dan ia pun menjelaskan “Itulah kota Madinah dan Insya Allah dalam waktu dekat anda akan berhijrah ke tempat itu”

Kemudian kami terus melaju sehingga Jibril berseru lagi “Turunlah ya Muhammad, Silahkan melakukan Shalat” aku pun Turun dan Shalat, kembali ia bertanya “Tahukah anda dimana anda Shalat?” jawabku “Tidak tahu” dia pun menjelaskan, “bahwa tempat itu adalah bukit Thursina, tempat nabi musa diwawancarai oleh Allah swt”

Kemudian kami melaju lagi hingga Jibril berseru lagi untuk turun dan Shalat dan dia kembali bertanya “Tahukah anda dimana anda Shalat?” jawabku “Tidak tahu”, ia menjelaskan, bahwa aku Shalat di Bait Lehem, suatu tempat dimana Nabi Isa dilahirkan.

Setelah itu kami pun terus melaju hingga sampai pada langit dunia dan mengetuk, berkatalah kepada Jibril “Ini siapa” Jibril menjawab “Jibril” dikatakan “Siapa bersamamu?” Jibril menjawab “Dia Muhammad, dia di utus Allah swt untuk keperluan ini?”  dan dikatakan lagi  “ya, selamat datang, sebaik-baik kedatangan adalah kedatangnmu”,  dibukalah pintu langit itu. Tiba-tiba didalam langit itu terdapat Adam, Jibril berkata “Ini adalah bapakmu Adam” dan aku pun memberi salam padanya, lalu dia menjawab salam dan berkata “Selamat datang anak yang saleh dan Nabi yang saleh”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit yang ke dua, dikatakan “Siapa ini” Jibril menjawab “Jibril” Ditanyakan “Siapa bersamamu?” Jibril menjawab “Muhammad” dikatakan “Selamat datang dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatangan dia” maka di bukalah pintu langit kedua itu pada kami, ketika aku sampai aku bertemu Yahya dan Isa, Jibril berkata “Ini adalah Yahya dan Isa” aku memberi salam kepada mereka, lalu mereka menjawab dan berkata “Selamat datang Saudaraku yang saleh dan Nabi yang saleh”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit ke tiga, dan dia mengetuk. Dikatakan “Ini siapa?” Jibril menjawab “Jibril” ditanyakan “Siapa bersamamu” Jibril menjawab “Muhammad, dan dia telah di utus”, dia berkata “Ya, selamat datang dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatanganmu. Lalu dibukalah pintu langit dan didalamnya aku bertemu Yusuf, Jibril berkata “Ini adalah Yusuf”, aku memberi salam pada Yusuf dan  dia menjawab dan berkata “Selamat datang saudaraku yang saleh dan Nabi yang saleh”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit ke empat, lalu ia mengetuk, dikatakan “Siapa ini?”, Jibril menjawab “Jibril”, ditanyakan “Dan siapa bersamamu?”, jibril menjawab “Muhammad” ditanyakan lagi “Adakah dia telah di utus?” Jibril menjawab “Ya”, lalu ia menjawab “Ya, Selamat datang dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatangannya”. Lalu dibukalah pintu langit, setiba aku disana datanglah Isris, jibril berkata “Ini adalah Idris” aku memberi salam pada Idris, ia menjawab “Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit ke lima dan mengetuk, dikatakan “Siapa?” Jibril menjawab “Jibril” ditanyakan “Siapa bersamamu” Jibril menjawab “Muhammad” ditanyakan lagi “Adakah dia telah diutus” Jibril menjawab “ya” dan penjaga langit itu berkata “Ya, sebaik-baik kedatangan adalah kedatangannya”setelah pintu langit dibuka ternyata Harun sudah disana, Jibril berkata “Ini adalah Harun” kami memberi salam kepada Harun, lalu ia menjawab dan berkata “Selamat datang saudaraku yang saleh dan Nabi yang saleh”.

Kemudian Jibril kembali membawaku naik ke langit ke enam dan mengetuk, kemudian penjaga langit bertanya “Siapa ini?” Jibril menjawab “Jibril", dia bertanya lagi “Siapa bersamamu?”, Jibril menjawab “Muhammad, dan ia telah di utus” sang penjaga langit berkata “Selamat datang dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatanganmu”. Setelah kami tiba disana Jibril berkata “ini adalah Musa”  ia memberi salam kepadanya dan akupun memberi salam. Ia menjawab dan berkata “Selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh”. Setelah aku berlalu ia menangis, dan bertanyalah Jibril kepadanya “Apa yang membuatmu menangis?” dia berkata “Aku menangis karna seorang muda diutus sesudah aku dan umatnya lebih banyak masuk surga dari pada umatku”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit ke tujuh dan mengetuk, penjaga langit bertanya “Siapa ini?”, Jibril menjawab “ Jibril”, dia bertanya lagi “siapa bersamamu” , Jibril menjawab “Muhammad”, ia berkata “Adakah ia telah diutus?” Jibril menjawab “Ya” berkatalah penjaga langit “selamat datang, dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatanganmu”. Setelah aku sampai Ibrahim telah berada disana dan kami memberi salam kepadanya “Ini adalah bapakmu Ibrahim” dia menjawab dan berkata ‘’ selamat datang Anak yang saleh dan Nabi yang saleh’’

Semua malaikat surga yang menyambutku memberikan salam, sambutan mereka “salam sejahtera tetaplah kepada anda, Nabi utusan pertama dan yang terakhir serta yang menghimpun”. Akupun kagum dengan sambutan mereka, dan aku pun bertanya kepada Jibril “kenapa mereka menyambutku demikian?”, jawabnya “sesungguhnya anda adalah orang yang pertama faktor penyebab terbukanya bumi dan dari sebab umatmu, engkau lah orang yang pertama yang diizinkan memberi syafaat, juga sebagai pelaksana pertama. Dan andalah selaku penutup dari sekian banyaknya Nabi-Nabi dan sebagai penghimpun berikut umatmu”.

Dan kemudian kami berjalan sampai ke pintu Mesjid, Jibril menurunkan aku dan menambatkan Buraq pada lubag yang biasa dipakai para Nabi dengan tali sutra dari surga”

Kemudian aku di angkat ke Sidratil Muntaha, yaitu sebuah pohon yang lebat daunnya, satu lembar saja daunnya dapat menutup seluruh permukaan dunia dan buahnya seperti bejana airnya Dewi hajar.

Jibril berkata “Ini adalah Sidratil Muntaha”. Dan di bawahnya mengalir empat buah sungai, dua sungai bathin dan dua sungai dhahir. Aku bertanya “Apa ini wahai Jibril?” , jibril menjawab “Dua sungai bathin, itulah dua sungai di surga, dua sungai dhahir, maka itulah sungai Nil dan Furat”.

Kemudian aku dibukakan Baitul Makmur, dimana setiap hari ada tujuh puluh Malaikat memasukinya. Kemudian dia datang kepadaku dengan membawa tempat wadah berisi khamar, sebuah tempat berisi susu, dan sebuah tempat lagi berisi madu. Aku memilih susu, dan Jibril berkata “dia adalah fitrah, dimana kamu dan umatmu berada diatasnya".

Saat aku telah sampai di Sidratil Muntaha berkatalah Jibril “Duluan lah wahai Muhammad’’, aku menjawab “Hai jibril, engkaulah yang maju duluan”, Jibril berkata “Wahai Muhammad, Andalah yang duluan maju, sebab anda lebih mulia dari pada saya”

Maka aku pun maju duluan dan Jibril mengikuti dibelakangku, hingga sampai lah aku ke Hijab dan bergeraklah Hijab tersebut, sang penjaga Hijab bertanya “siapakah itu?” Jibril menjawab “Jibril dan Muhammad”, penjaga Hijab itu berseru “Allahu Akbar” tangannya mengulur dari balik Hijab tersebut dan membawaku naik sedangkan Jibril berbalik arah, aku bertanya pada Jibril “hendak kemana wahai Jibril?”, Jibril menjawab “Wahai Muhammad, bahwasanya kita memiliki masing-masing makam tertentu, dan inilah batas akhir makhluk-makhluk kecuali para petugas tertentu, dan membolehkan aku mendekati dinding ini hanyalah berkat penghormatan dan memuliakanmu, untuk itu aku tidak boleh mengantarkanmu lebih jauh lagi”. Konon Jibril berkata “jika aku melangkah satu langkah saja, maka aku akan hancur”

Maka Malaikat penjaga Hijab itu membawaku lebih cepat lagi dibanding kejapan mata hingga sampailah aku ke Hijab berikutnya, Hijab itupun bergerak dan Malaikat penjaga Hijab itupun menyapa “siapa?”, penjaga Hijab pertama menjawab “Aku penjaga Hijab ranjang emas dan kedatanganku mengantarkan Muhammad rasul Allah swt”, penjaga Hijab ke dua menjawab “Allahu Akbar”, ia pun mengulurkan tangannya menerimaku dan menerimaku dari bawah Hijab dan meletakkanku pada tangannya.

Demikin aku dibawa dari Hijab satu hingga Hijab seterusnya. Padahal untuk menempuh satu Hijab saja butuh waktu menempuh perjalanan lima ratus tahun dan jarak untuk menempuh Hijab yang satu ke Hijab lainnya adalah lima ratus tahun.

Kemudian mengulurlah di hadapanku sebuah lambaian hijau terang seperti cahaya matahari dan seterusnya aku di taroh didalam lambaian hijau tersebut, lalu ia mengantarkan aku ke ‘Arasy.

Maka Allah swt pun mendekatkan aku ke tiang ‘Arasy tersebut dan turunlah setetes air ‘arasy ke lisanku, tiada seorangpun yang pernah merasakan kenimatannya, maka Allah swt mengungkapkan kisah-kisah makhluk terdahulu dan yang kemudian.

Maka Allah pun berfirman “Ya Muhammad, engkau adalah seorang kekasihku sebagaimana Ibrahim aku nobatkan menjadi seorang kekasihku, dan secara langsung engkau ku ajak berbicara sebagaimana aku berbicara kepada Nabi Musa AS. Umatmu adalah sebaik-baiknya umat yang ditonjolkan sebagai tauladan bagi bangsa-bangsa didunia pada umumnya, itulah sebabnya kujadikan mereka sebagai penengah dalam perkara keadilan, kujadikan mereka sebagai bangsa terdahulu dan penghabisan (Al  Baqarah : 143)

“Maka pegang teguhlah apa-apa yang ku berikan kepadamu, dan jadilah manusia yang pandai bersyukur (Al A’raf:144). Kemudian Allah swt menyampaikan kepadaku apa-apa yang tidak boleh kusampaikan kepad kalian.

Kemudian Allah mewajibkan Shalat 50 kali dalam sehari bagiku dan bagi umatku, hal itu dijanjikan olehnya kepadaku, dan ia tinggalkan kepadaku sesuatu yang ia kehendaki. Aku pun di seru agar kembali kepada umatku dan menyampaikan perintah wajib itu bagi mereka, kemudian lambaian hijau yang mengantarkanku tadi memulai perjalanan turun, hingga aku  sampai di Sidratil Muntaha, disanalah aku kembali bertemu dengan Jibril.

Jibril berseru dan mengajakku ke surga, dia tunjukan suatu bagian yang akan menjadi bagianku supaya aku bertambah zuhud dan meningkatkan cinta akhirat. Pada bagian lain di perlihatkan pula neraka kepadaku hingga aku melihat belenggu-belenggu dan rantainya, kemudian aku keluar dari langit dengan meluncur dari langit yang satu ke langit lainnya hingga aku pun bertemu dengan Nabi Musa AS.

Ia bertanya kepadaku tentang perintah Allah swt untukku dan umatku, aku menjawab “Shalat 50 kali”, lalu ia menyarankan supaya aku kembali kepada Allah untuk memohon keringanan, dia berkata “Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup Shalat 50 kali sehari semalam, dan demi Allah, sesungguhnya aku telah mencoba kepada manusia sebelum kamu, padahal aku telah menanganinya dengan kesungguhan, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan padanya untuk umatmu. Dan aku pun kembali kepadanya dan aku diberi keringanan 10 kali, setelah itu aku menemui Musa lagi dan dia berseru seperti saran semula, demikian aku berulang-ulang memohon keringanan kepada-Nya sehingga perintah itu menjadi 5 kali Shalat setiap hari.

Setelah itu aku kembali menemui Musa As, dan ia tetap menyarankan kepadaku seperti semula, dan aku pun menjawab “Aku terlalu banyak menuntutnya, sehingga aku merasa malu sendiri, 5 kali Shalat sehari semalam aku telah relakan menerimanya, dan ketika itu pula terdengar “Engkau telah menerima kefharduan dariku dan aku telah meringankan hamba-hambaku”.

Demikian Rasulullah saw menjemput Shalat menembus ruang dan waktu, dan dengan segala kesanggupan bahkan menahan malu dihadapan Allah swt demi meringankan umatnya tercinta. Apakah masih berat bagi kita untuk melaksanakan yang lima itu dengan jarak dari satu Shalat ke Shalat yang lain sangat beraturan dan tidak memberatkan, dan pahala nya pun diperuntukkan hanya untuk kita, pahala ibadah Shalat adalah untuk orang yang melaksanakannya. Dan lebih baik menyediakan waktu 10 menit untuk shalat ketimbang tersiksa selamanya di Akhirat.


Sungguh Rasulullah adalah tauladan mulia dan Allah maha pengasih dan maha penyayang. Allahuma Shalli'ala Muhammad, waala ali muhammad.  Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar