Bencana alam (bahasa Inggris:
Natural disaster), adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar
bagi populasi manusia.
Peristiwa alam dapat berupa
banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju,
kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado,
kebakaran liar dan wabah penyakit.
Beberapa bencana alam terjadi
tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan
dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.
Dua jenis bencana alam yang
diakibatkan dari luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan
badai matahari.
Berikut adalah 10 bencana alam
besar yang pernah terjadi di Indonesia :
1. Tsunami 26 Desember 2004 di
Nanggroe Aceh Darussalam
Pada tanggal 26 Desember 2004,
terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh.
Gempa terjadi pada waktu
7:58:5...3 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° EKoordinat:
3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer.
Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa
bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh,
Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur
India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Gempa yang mengakibatkan tsunami
menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9
meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia,
Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian
terbesar.
2. Meletusnya Gunung Tambora di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)
Gunung Tambora (Tomboro) 2851 m
dpl, adalah gunung merapi aktif yang berdiri tegak di Pulau Sumbawa, yang juga
bagian dari kepulauan Nusa Tenggara. Karena bentukan Tambora oleh Zona Subduksi
dibawahnya, sehingga bisa meningkatkan ketinggian puncaknya mencapai 4.300 m
dpl, dan dipastikan sebagaii salah satu puncak gunung tertinggi di seluruh
nusantara setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl), namun ini terjadi
sebelum bulan April 1815 sebagai puncak meletusnya gunung Tambora dengan skala
letusan mencapai angka tujuh, sebuah ukuran dengan diskripsi super kolosal
menurut Volcanic Explosivity Index (VEI). Pada saat gunung Tambora meletus
memakan korban sekitar 92.000 orang.
Secara administratif Gunung
Tambora terletak diantara dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki
sisi selatan sampai barat laut), dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan
hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara) Provinsi
Nusa Tenggara Barat dengan garis koordinat tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT.
Disamping kalangan wisatawan dan pendaki gunung yang menikmati panorama dan
pesona alam unik, Gunung Tambora juga masih dipantau aktifitasnya secara rutin
oleh ahli gempa dan Vulcanologist, Gunung Tambora juga menarik minat untuk
studi Arkeologi dan Biologi.
3.Tsunami Gunung Krakatau
Krakatau adalah kepulauan
vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan
Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana
(Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27
Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang
diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26
Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau
Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai
30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang
Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan
perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu
vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun
berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya
masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di
Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun
gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat
sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup
padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan
kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu
teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung
Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah
laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang
geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan
mengenai letusan tersebut.
4. Gempa tektonik 6.2 SR di
Yogyakarta, 27 Mei 2006
Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi
gempa tektonik di Yogyakarta yang berkekuatan 6.2 SR yang menewaskan 6.234
orang. Gempa yang telah mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya,
dirasakan ke Barat sampai Banyumas, utara sampai Semarang dan Blora sedangkan
timur sampai Madiun. Gempa ini termasuk gempa tektonik, bukan volkanik sehingga
tidak ada kaitannya dengan aktifitas merapi pada saat itu.
5. Gunung Kelud (Kediri Jawa
Timur), meletus 19 Mei 1919. Korban 5.115 orang
Gunung Kelud merupakan sebuah
gunung berapi strato yang terletak di Jawa Timur di negara Indonesia. Gunung
ini terletak di sempadan daerah Kediri, Blitar dan Malang. Jaraknya 27 km dari
Kediri. Penduduk Kediri seramai 1300,000 orang.
Gunung Kelud mempunyai ketinggian
setinggi 1,731 meter daripada aras laut. Gunung Wilis dan, Kawi dan Butak juga
terletak berhampiran. Pada tanggal 19 mei 1919 gunung Kelud meletus dan memakan
korban hampir 5.115 orang.
6. Tsunami Ende, Flores-Nusa
Tenggara Timur, 12 Disember 1992
Gempa bumi Flores Desember 1992
ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas pantai Flores,
Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul 15:00 WITA. Gempa bumi ini
menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir
pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang
luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.
Gempa ini sedikitnya
menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65
tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka,
Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur. Kota yang paling parah ialah
Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.
7. Letusan gunung Merapi 2010
Letusan Merapi 2010 adalah
rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Merapi di Indonesia.
Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan
gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya
28 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan.
8. Banjir Wasior 2010
Banjir Wasior 2010 adalah bencana
banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di Wasior, Teluk Wondama, Papua
Barat. Banjir bandang terjadi, karena kerusakan hutan di Wasior, sehingga hujan
tiada henti yang terjadi sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu, 3 Oktober
2010 menyebabkan Sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy
meluap. Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur
termasuk lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah
warga, rumah sakit, dan jembatan. Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir yang
terjadi membawa serta batu-batuan besar, batang-batang pohon, lumpur. Bencana
banjir bandang yang terjadi juga mengganggu hubungan komunikasi, jaringan
listrik terputus dan aktifitas masyarakat lumpuh.
Banjir bandang juga menyebabkan
110 orang tewas dan 450 orang masih dinyatakan hilang. Sementara sebagian
korban luka-luka dibawa ke Manokwari dan Nabire.[4][7] Sementara sebagian korban
luka lainnya dan warga yang selamat ditampung di tempat-tempat pengungsian.
Akibat banjir yang terjadi yang merusak rumah warga dan infrastruktur banyak
warga yang selamat memutuskan mengungsi ke Manokwari dengan menggunakan kapal
laut.
9. Gempa Padang 2009
Gempa bumi Sumatera Barat 2009
terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada
pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai
Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan
parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman,
Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut
data Satkorlak PB, sedikitnya 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar
di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214
orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah
rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
10. Bencana Situ Gintung
Lokasi bencana banjir bandang
(debris flow) terjadi di Situ Gintung, Kampung Situ Gintung, Kelurahan
Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, terjadi hari
Jumat tanggal 27 Maret 2009, sekitar jam 04.30 WIB. Jenis bencana berupa aliran
bahan rombakan (debris flow) yang terjadi akibat jebolnya tanggul Situ Gintung,
akibat pengaruh jebolnya tanggul selebar ± 65 m, yang diikuti dengan gerakan
tanah (longsoran) pada gawir tanggul dengan panjang antara 3 - 7 m, lebar
antara 3 - 8 m, tinggi gawir antara 1 - 2,5 m dan arah gerakan tanah N 2780 E,
N 2830 E dan N 720 E. Secara umum arah aliran banjir bandang (debris flow)
adalah N 410 E. next
Tidak ada komentar:
Posting Komentar