AKU RELA DIPENJARA ASALKAN BERSAMA BUKU, KARENA DENGAN BUKU AKU BEBAS "MOHAMMAD HATTA"

Sabtu, 08 Maret 2014

Saya bukan Wenda, Saya Wira..!!

ibu wenda

Aku langsung duduk melemaskan kakiku yang tegang karna berjalan stelah aku keluar dari ATM Plaza Andalas padang, dari Ruang ATM itu ada anak tangga ke bawah tepat di samping jalan masuk baseman. Ku keluarkan Blackberry di kantong jaket hitam yang aku kenakan di siang bolong ini, dengan matahari yang lagi menyengat sehingga aku terasa semakin panas, karna warna hitam dapat menyerap panas lebih banyak.

Dari arah jalan raya ada seorang ibu-ibu berjilbab sorong putih, baju coklat garis-garis dan celana bahan warna hijau muda, di tangannya ada panic kecil hijau, dengan itu ibuk itu tampak seperti seorang pemina-minta, beliau tampak berjalan ke arahku, aku tak menghindar dan mencoba diam sambil menunggu kedatangannya, karna di sakuku ada beberapa lembar uang kertas yang bisa kuberikan padanya.
Setelah ibu tu sampai dan berdiri tepat di hadapanku, dia pun mulai memasang wajah sedih minta di kasihani  “Wendaaa,, wendaaa,, ini ibu naak, ini ibuuu, kamu lupa denan ibumu naaak, jangan mentang-mentang kamu sudah nikah dengan laki-laki kaya kamu jadi malu mengakui ibumuu, ini ibuu, lihat lah bengkak di wajah ibu ini, kamu ingat kan nak” Katanya sambil memegang bengkak di pipi kanan bawahnya yang memang tampak sedikit bengkak “Kemana aja kamu nak, kamu lupakan ibuuu, oh wendaa, sayang, ibu sayang wenda naak” Ibu itu mulai memegang wajahku
Tapi aku cepat mencegah dengan bilang “Ibuu, aku bukan wenda, aku bukan anak ibu yaa bu” sambil tersenyum
Ibu itu mengernyit tak percaya ucapanku “Wendaaa, ini ibu mu naak, jangan jadi durhakaa nak, walaupun ibumu jelek dan miskin tapi ini tetap ibumu, istigfar nak, ingat Allah, berdosa kamu nak kalau kamu durhaka pada orang yang melahirkanmu, ibu sayang wenda, ibu sudah  cari wenda kemana-mana selama ini, tapi tidak ketemu nak, wenda ini ibuu” si ibu tetap meyakinkanku
Akhirnya ku ajak ibu itu duduk di sampingku dan dia pun duduk sambil tetap memegang pergelangan tanganku “Ibu, aku bukan wenda, aku wira, jadi aku bukan anak ibu, aku punya orang tua, sekarang aku disini sedang menunggu ibuku yang minta temankan belanja ke pasar, jadi aku bukan wenda ya buk” Kataku dengan lembut berusaha memperjelas.
Ibu itu terdiam dantertunduk “Kamu bisa saja mengganti namamu nak, kamu bisa saja ganti namamu dengan wira” Katanya sedih
Aku balik memegang tangannya “Aku gak bohong buk, aku wira, aku bukan wenda, percayalah, aku tidah bohong” aku kembali mejelaskan
Ibi itu mengangguk kemudian mengangkat wajahnya dan melihat kea rah pintu ATM, disana berdiri seorang gadis 16 tahun “Wira, itu wenda, itu anak ibu, tuh ka nada tahilalat di bawah hidung kanannya, rambutnya juga keriting, itu wenda” Katanya menunuk anak itu
Aku menoleh kea rah anak yang di tunjuk ibu itu, aku memanggilnya dan dia pun mendekati kami berdua “Kenapa kak?” Katanya sambil duduk di sisi kiriku
“Kamu wenda kan nak, kamu wenda anak ibu” Sambut si ibu dengan semangat sambil tetap duduk di samping kananku
Adik itu tampak bingung, kemudian aku menceritakan padanya dan bertanya siapa namanya.
“Buk, namanya sinta, dia orang padang, bukan orang kambang, dia sedang menunggu kakaknya di sini, berarti dia bukan wenda, dia bukan anak ibu” Jelasku
“Kalian bohong, pasti dia wenda, dia anak ibu yang di bawa laki-laki kaya itu sampai dia lupa dengan ibu” Jawabnya tak mau kalah
“Ibuuk, tadi ibuk bilang saya anak ibu, sekarang ibu bilang sinta anak ibi, sinta mirip engan wenda, tasi saya mirip dengan wenda, wenda rambutnya ikal juga seperti sinta, sedangkan saya berjilbab, bagaimana ibu bisa katakana saya wenda, sekarang saya juga bilang sama ibuk, sinta ini bukan anak ibu, dia bukan wenda, dia sinta,, sekarang saya Tanya, ibu kenal gak, ingat gak wajah wenda anak ibu?” Tanyaku
“Ingat, sangat ingat, dari tiga orang anak perempuan saya, wenda itu yang paling saya sayang, wenda ingin hidup senang, hidup dengan punya banyak uang, sejak dia nikah dengan laki-laki kaya itu dia lupa dengan ibu, tiga hari yang lalu mobil suaminya kecelakaan, saya temui wenda tapi dia tidk mengakui ibuk, padahal ibuk kerja mati-matian seperti ini untuk bisa memenuhi keinginannya. Sehari dengan jadi pengemis ibu dapat uang 100ribu, ibu sudah buat rumah bagus di kampung, sekarang tinggal pasang keramik, disini ibuk kos, kos ibik sebulan Cuma 100ribu,, asala kamu tau ya nak, pengemis itu penghasilannya lebih banyak dari pada pengusaha dan pegawai” cerita si ibu
Aku dan sinta hanya manggut-manggut, sampai khirnya sinta pergi karna kakaknya telah datang “Baiklah bu, ini uang untuk ibu, saya pergi dulu ya, tak perlu ibu mencari wenda, kalau dia anak yang baik, dial ah yang akan mencari ibu,,, jaga diri baik-baik ya bu” aku pun meninggalkan ibu itu, sebelum pergi sempat ku jiprat beliau dengan kamere hp ku.
Aku bingung dengan apa yang aku alami, benarkah ibu itu kehilangan anaknya, atau hanya trik untuk dapat di kasihani, bukan suuzon, karna ini bukan pertama kali hal ini ku alami, bertemu dengan orang yang buatku kasihan dan sangat ingin membantunya.
Dan aku piker, emang masih ada ya anak durhaka itu, hari gini kan udah gak jaman jadi anak durhaka, jamannya tuh patuh dan berbakti sama orang tua, itu baru keren.

Sekarang bagaimanakah pendapat saudara tentang si ibu inii? Karna saya sendiri cukup bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar