AKU RELA DIPENJARA ASALKAN BERSAMA BUKU, KARENA DENGAN BUKU AKU BEBAS "MOHAMMAD HATTA"

Selasa, 04 Maret 2014

Apa kamu pernah membedakan teman dengan sahabat??


Sahabat selain disimpan dihati, juga disimpan didompet

Ya,, aku pernah membedakan teman dengan sahabat, dan kejadian itu dulu waktu aku masih mengenakan seragam putih abu – abu,, Aku tak takut mengakuinya dan tak takut kalau harus mengatakannya. Memiliki sahabat adalah kebahagiaan tersendiri untuk kita, kita slalu dengan bangga menjawab pertanyaan ketika seorang bertanya siapa sahabat kita, karna kita bahagia memiliki sahabat.

Tapi kamu tau apa yang aku lakukan ketika salah seorang sahabatku berbuat kesalahan, aku mendiaminya dan tak mau menyebutnya sebagai sahabatku lagi, aku sanggup memaafkan kesalahan memalukan yang dilakukannya, tapi aku tak bisa terima saat dia lebih mempercayai orang lain ketimbang aku untuk berbagi masalahnya, dia tak sedikitpun mau bercerita denganku. Bayangkan sakitnya hatiku sampai aku menangis sendiri waktu aku tau dari orang lain dan orang lain itu sendiri yang bilang kalau sahabatku tak mau bercerita padaku karna dia takut padaku, takut kalau aku takkan lagi mengakuinya jadi sahabatku atas kesalahan yang dia perbuat.
Mungkin aku perlu memberi taunya kalau aku marah bukan karna kesalahannya, tapi marahku karna dia tak mempercayaiku sebagai tempat berbagi masalahnya ,dia justru lebih memepercayai orang lain untuk membagi masalahnya.
Dia sahabat pertama yang membuatku marah, masih ada sahabat kedua yang tak aku akui sebagai sahabatku lagi karna dia memilih membahagiakan diri diatas penderitaan orang lain, dasar manusia egois, aku benci manusia yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Tak peduli dia seorang sahabat atau teman, yang namanya manusia egois tetap saja egois,,
Tapi kini setelah kupikir – pikir, tak ada gunanya juga aku marah, dan tak harus menghapusnya dari hatiku sebagai sahabat terbaikku. Manusia itu bersifat individu, memiliki karakter dan cara pandang yang berbeda, memiliki cara pikir dan lingkungan tempat tinggal yang berbeda, ketika dia mulai terlahir dan diasuh, ilmu yang paling banyak dan yang terlebih dahulu membentuk pribadinya adalah keluarganya, kemudian saat dia mulai mengecap pendidikan dibangku sekolah cara pikir itu perlahan berubah dan bertambah, tapi antara kita dengan sahabat kita tentu saja punya cara analisa berbeda atas apa yang disampaikan guru kepada kita.
Inilah sebabnya kita jarang sependapat tentang cara kita berpikir, aku pun merasa bersalah pernah marah dan memojokkannya,, dan kamu tau, otak dan hati kita saja yang tinggal dirumah yang sama sering tidak sependapat,,

Maklumi orang – orang disekitarmu ya,, jangan menghukumnya berdasarkan cara kamu menilai, tapi pahami juga pendapatnya tentang apa yang dia lakukan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar