inilah perjalanana hidup pertamaku menginjakaan kaki di tanah melayu, sebenernya sih bukan ini yang pertama kali ke tempat ini, tapi inilah kali pertama aku harus bener-bener tinggal disini untuk bekerja menguras tenaga demi sesuap nasi,, lebay sih, tapi memang begitulah kenyataannya.
sejak pertama aku memutuskan berhenti bekerja di tanah kelahiranku sumatera barat, sekitar 1 april 2014, aku langsung memutuskan habis untuk bener-bener bekerja disini dan mencoba merantau, ya merantau, begitulah anjuran dan ajaran orang kami, orang awak, yaitu orang minang kabau,,
Merantaulah,,, kau akan mengerti alasan kenapa kau harus kembali
Merantaualah,,, akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya pada kampung halamanmu, pada mereka yang kau tinggalkan
Merantaulah,,, kau akan menghargai tiap detik waktu yang kamu lalui bersama ibu, bapak, adik, kakak ketika kamu pulang ke rumah.
Merantaulah,,, engkau akan lebih paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh
Merantaulah,,, engkau akan lebih mengerti arti sebuah perpisahan
Merantaulah,,, semakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang
sekali lagi,,, Merantaulah,,,, kau akan tahu kenapa kau harus pulang dan engkaupun akan tahu siapa yang akan kau rindu.
Inilah pengalama pertamaku benar-benar jauh dari orang tua, benar-benar tak bisa bertemu dengan mereka kecuali hanya mendengar suara mereka.. terkadang mata mengeluarkan air tiba-tiba, dan hati berucap lirih betapa rindu pada kedua orag tua tak dapat di redam sedikitpun.
kadang menangis tanpa kata terucap, terbayang pelabuhan dan bandara yang bisa mengantarkan pulang, tapi pekerjaan memaksa untuk tetap bertahan disini tanpa pamrih tuk bisa kembali walau hanya sehari.
oh Tuhan, rindu ini gila, tak mungkin bisa ku menahannya, betapa masakan ibunda terus menari di ufuk pikiran dan membayangkan omelan beliau padaku yang sering bangun kesiangan. aku sungguh merindukannya. merindukan bapakku yang slalu tersenyum mendengar omelan ibuku yang menurut beliau terdengar lucu, dan bapakku yang slalu kekeh mengajakku makan bersamanya, karna kata ibu, bapak pernah mengatakan kalau makannya jadi nikmat kalau aku ikut makan bersamanya. oh bapakku, aku kan slalu rindukanmu dan kalimatmu pada ibu itu.
Merantau, inilah sakit yang tak dapat diobati dengan jalan-jalan ke negeri Eropa, ketika sang bunda sakit dan sang ayah menangis terahan memintaku pulang, sedangkan aku tak bisa, oh Tuhan, hanya engkau yang tau, setiap air mata yang ku teteskan,, adakah orang lain kan paham kecuali hanya Engkau Tuhan.
bahagiakan orang tuaku, bahagiakan juga aku, walau kami tak lagi bersama!! Thanks Allahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar