Ada Track baru di HP ku, lagu yang mendayu-dayu menghiba hati, aku tak mengerti kenapa tiap kali lagu ini ku putar air mataku pun ikut terjatuh dan tak berhenti bahkan saat lagu ini telah ku hentikan play.
Kenapa aku?, pertanyaan ini berkali-kali mengusik ketenangan hatiku, terutama disaat aku menangis hanya karna bait-bait lagu cengeng yang berhasil membawaku ke masa lalu yang melukaiku.
RINDU, yaa,, aku Rindu, aku merindukan seorang yang pernah singgah sejenak dihatiku namun meninggalkan kenangan yang banyak dan tak mungkin terlupakan. Kenapa?, kenapa dia terasa begitu sangat berarti bagiku dan hidupku, bahkan hidup ini terasa bagai jalan ditempat saat aku teringat sosoknya yang membuat aku hampir gila.
Kerinduan ini seperti batu Es yang menggumpal menjadi salju yang teramat dingin dihatiku, aku menggigil karnanya. Terkadang berubah menjadi kobaran api panas yang tak kunjung padam sehingga membakar hangus tempat huniannya itu, hatiku, sehinggaku meronta kesakitan.
Aku ingin pecahkan kerinduan ini, aku ingin musnahkan semuanya sebelum aku bener-bener habis berantakan tak karuan seperti semut yang mati didalam liang telinga, mati sia-sia dalam perjuangan yang tak berpetunjuk. Aku ingin lupa, tapi tak pernah lupa, bahkan walau sejenak, bagaimana caranya tuk kabur dari kerinduan yang menggelisahkan ini.
Tuhan, satu-satunya tempat kukadukan kerinduan, kadang aku takut, aku takut pada Tuhanku, aku takut Tuhan marah padaku, marah padaku karna aku terlalu mencintainya sehingga setengah mati merindukannya.
Aku tersentak kaget saat ibu-ibu itu menepis pelan punggungku, aku bangkit dari sujudku yang lama, sang ibu duduk disampingku dan tersenyum lembut padaku, aku sempat ingin masuk kepelukannya dan terisak disana mengadukan apa yang aku rasakan.
Dengan lembut beliau bercerita tentang arti kerinduan. kerinduan itu ada karna cinta, kerinduan yang dalam ada karna cinta yang dalam, bagaimana mungkin kita bisa dengan mudah terlepas dari ikatan kerinduan yang hebat dan kuat bahkan mencekek hingga ke batang tenggorokan. Saat kita mengadu pada Tuhan untuk menghapus kerinduan itu, dan memohon agar lupa dengan semua yang pernah terukir dihari lalu yang begitu indah, kita tak pernah sadar dan tak pernah bertanya kenapa kita jadi rindu dan apa yang buat kita rindu.
Kita rindukan hari yang bahagia, kita rindukan kasih sayang, pelukan hangat, kecupan sayang dan kita rindukan bahasanya yang buat kita terlena saat mendengarnya. Tapi sungguh, semua kerinduan itu tak terlepas dari kerinduan kita pada sifat Tuhan. Tuhan lah yang sebenarnya kita rindukan.
Pernahkah aku mengingat Tuhan lebih sering dari aku mengingatnya?, pernahkah aku merindukan Tuhan lebih hebat dari aku merindukannya?, dan apa aku mencintai Tuhanku lebih dalam dari aku mencintainya?. Inilah pertayaan yang diajarkan si ibu padaku sebelum dia meninggalkanku yang kembali menangis dalam mesjid ini.
Aku baru saja meratap mohon petunjuk, inilah bukti Allah masih menyayangiku dan selalu bersamaku, bahkan belum beranjak aku dari mesjid ini, mesjid yang aku singgahi untuk menuanaikan shalat Ashar, ternyata doaku langsung diberi jawaban melalui seorang ibu-ibu paruh baya yang baik hatinya, seorang ibu yang mengajarkan aku arti kerinduan yang hakiki, tentang siapa yang seharusnya kurindukan lebih hebat, tentang siapa yang harus kuingat lebih banyak, dan tentang siapa yang harus ku cintai lebih dalam,, yaa, Tuhanku, Allah Swt.
RINDU, rindu masih mengikutiku, kini rindu ini adalah Rindu untuk Tuhanku, untuk Rasulullah, untuk keluargaku, dan untuk laki-laki yang merindukan Tuhanku, aku merindukannya karna dia merindukan Tuhan, Allah Swt.
Bila rindu menggebu dengan hebat dan kuat, tanyakan hati, dan ingatkan hati tentang siapa yang harus dirindukannya… semoga kita menjadi orang-orang yang dirindukan Surga..!!
Wassalam.. (Wira Juwita MJ Chan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar