Kumasuki gerbang usang berkarat itu, bangunan tua yang sepertinya tak layak lagi tuk dijadikan hunian itu kini akan menjadi tempatku tinggal, belajar dan mengahbiskan sisa perkuliahanku yang sudah berjalan selama satu semester. Langkahku mungkin masih penuh keraguan tapi hatiku ingin cepat-cepat menerobos pintu depan bercat coklat itu, sempat kulirik tulisan didinding depan rumah itu, tepat disebelah kiri pintu utama, disana tertulis dengan secarik kertas putih “TERIMA KOS PUTRI, HUB : 0123456789”
Dia gak banyak ngomong, dia lebih banyak diam, sehingga aku jadi segan sendiri kalau harus terlalu cerewet dan bawel dihadapan sahabat baruku itu. Aku tak tau apakah dalam hati diam-diam dia menertawakanku, karna setiap kali dia numpang tidur siang dikamarku dia selalu bawa guling dan kemudian langsung tidur, hanya sekali-kali kami bercerita, itupun aku dan dia 9 : 2, aku lebih banyak ngomong, dan dia ditanya satu jawabnya seperempat.
Hingga akhirnya perjalanan panjang telah kami lewati, aku makin mengerti dia dan mendalami karakternya, siapapun dia bagiku dia adalah sahabat, aku mungkin tak pernah bertanya tentang cerita apa yang pernah singgah dalam hijrah hidupnya, siapa saja yang pernah jadi pangeran kodok atau parasit jahat dihatinya, karana dia tidak pernah mau membaginya denganku. Apakah aku tidak atau bukan orang yang bisa dipercaya?, jawabannya tidak, katanya dia memang tidak bisa menceritakan apa yang ada dan ada apa dengannya. Aku mengerti.
Tak habis aku bersyukur saat aku makin mengenalnya, dia adalah pribadi yang sangat tenang sehingga bersamanya juga mampu buat kita tenang, bukan berarti dia tidak bisa marah, saat dia di ambang sabar dia bisa juga marah dan memarahi kita, mungkin aku aja yang belum pernah dimarahinya, atau mungkin aku lupa aku juga nggak tau. Aku hanya mengenalnya sebagai sahabat yang sampai kapanpun takkan pernah aku lupakan, karna hari demi hari aku makin tahu kenapa Allah menuntun langkahku kerumah tua ini, kenapa aku tidak selera saat ditawarkan kos mewah dan lebih layak huni oleh kakakku, justru hatiku langsung mengatakan “Ya” saat kulihat bangunan tua ini. Aku baru tahu, ternyata didalam rumah tua ini telah menanti seorang sahabat yang lama kucari. Allah telah mempertemukan aku dengannya disini, di kompleks PGRI I Blok F3.
Kadang aku menangis saat ingat betapa baiknya dia padaku, aku memang tak bisa apa-apa. tapi dengan ada dia bersamaku aku bisa hadapi hidup walau jauh dari orang tua yang biasa membantuku. Dia membantuku memasangkan lagi kancing seragam kuliahku yang copot, dia menjahit saku celanaku yang robek, dia memasakkan nasi untukku, membawakan makanan enak untukku, tak pernah mengatakan tidak untuk menemaniku keluar untuk suatu keperluan bahkan walau kubaca lelah diwajahnya. Bagaimana mungkin dapat kutahan tangis bahagiaku saat kusadar kalau aku punya sahabat yang sudah seperti saudaraku. Tuhan, kemanapun kaki ini kulangkahkan, sejauh apapun itu, jaga hatiku untuk tetap mengingatnya, mengingat kalau aku memiliki sahabat sebaik dirinya, dialah Sahabat Terbaikku.
Dia pernah menangis saat aku pergi selama satu bulan keluar kota untuk PKL, aku juga, aku menangis karna tak bisa bersamanya walau hanya satu bulan. Apa yang aku rasakan saat itu, aku seperti kehilangan, orang yang menungguku pulang kuliah hanya untuk bisa makan bersama, orang yang kuat bertahan melawan rasa kantuk hanya untuk mendengar curhatanku, orang yang selalu dengan semangat merespon ceritaku walau ku tau kadang responnya udah nggak nyambung karna dia sudah ngantuk. Aku canggung kalau tidak mendengar dia menertawakanku, menertawakanku yang hobby mendengar lagu-lagu india favoriteku, menertawakan tulisanku yang sembraut, menertawakan kalau aku nggak up date lagu-lagu, menertawakan hal-hal aneh yang terkadang memang terjadi dengan sendirinya. Aku juga pasti ingin mendengarkan kalimat-kalimat nasehat yang sekali-kali dia lontarkan sehabis aku bercerita tentang masalah cintaku.
Aku mungkin tak pernah mengatakan hal ini padanya, aku malu, aku juga nggak mau salah paham. Aku cemburu kalau dia pergi bersama teman-temannya yang lain, bahkan saat dia pergi sama cowoknya. Tapi tau nggak?, aku pikir Cuma aku yang ngerasain hal seperti ini, tapi ternyata dia juga. Dia baru bilang dalam baru-baru ini, dia cemburu kalau aku deket sama temen-temen aku yang lain, curhat dan banyak-banyak ke teman aku yang lain. Kalau aja dia tau aku sebenernya nangis saat dia bilang kek gitu, karna ternyata apa yang selama ini yang aku rasakan sama seperti yang dia rasakan.
Aku juga ingin dia tau, aku pernah meninggalkannya tidur sendiri di kos dan aku pergi nginep di kos temen aku yang lain, bahkan pernah sampai berhari-hari aku nggak pulang ke kos. Dalam hati aku sebenernya merasa bersalah, aku sampe nangis dan nggak bisa tidur, kadang walau sebentar aku sempatkan diri untuk melihatnya yang hanya tidur di kos kalau aku tidak ada, aku alasankan jemput jaket, jemput baju, jemput ATM, jemput buku, atau jemput helm. Padahal sebenernya aku ingin melihatnya yang aku tinggal sendiri di kos. Aku nggak marah kalau dia harus menilaiku teman yang jahat, karna aku sendiri bilang kalau saat itu aku emang jahat karna udah tega ninggalin sahabat terbaikku dikos sendirian.
Saat dia sudah tidur, aku masih belum tertidur, selain penderita insomnia aku juga suka lihat gayanya tidur, lucu banget buat difoto, aku ini emang suka jailin dia, ntar kalo udah pagi aku bisa bilang tentang foto-foto itu ke dia. Menurut dia mungkin aku ini terlalu jail, tapi dia nggak tau kalau sebenernya kejailan aku itu untuk membuat percakapan antara aku dan dia, karna dia jarang sekali punya tema pembuka untuk memulai sebuah pembicaraan. Tapi aku yakin dia tau kalau dia adalah sahabat terbaikku, aku sangat mempercayainya, bahkan sampai ke rahasia yang nggak pernah aku ceritakan ke buku harianku pun aku ceritakan ke dia (NO. Ujian mantanku). Hal ini mungkin akan buat buku harianku cemburu, karna lebih percaya sama yang punya mulut dari pada sama diary yang nggak punya mulut itu, sorry my diary, dia adalah sahabat yang paling aku percaya.
Kini aku dan dia telah jauh, aku ingin sekali bersamanya seperti dulu, cerita sudah menumpuk terlalu banyak di otakku, cerita-certita ini biasanya aku sampaikan padanya, aku ceritakan padanya. Aku tak pernah menunggu untuk menceritakan apapun padanya, apapun yang aku rasakan aku langsung bagi dengannya, jadi nggak numpuk. Bercerita padanya membuatku merasa tenang, tanpa harus was-was kalau ceritaku akan sampai ke telinga orang lain, karna dia nggak akan ngelakuin itu.
Kemaren aku sakit, aku kedinginan dan menggigil. Aku ingat lagi dengannya, dia yang tahu semua sakit yang aku rasakan, dia yang memahami semua penyakit yang di tampung tubuhku, dia juga yang menemaniku saat aku terbaring lemah tanpa orang tuaku. Bahkan dia nggak masuk kuliah agar dia bisa menemaniku yang sedang sakit. Dan perawatannya buatku sembuh lebih cepat dari yang seharusnya.
Dia, bagaimana aku harus memberitahunya kalau dia akan terus ada dan menjadi sahabat yang nggak boleh pergi dariku dan hatiku. Andai aku bisa, aku akan beritahu dunia kalau aku bahagia punya sahabat sepertinya.
Jangan panggil dia Echi, panggil dia Achie, begitu yang dia sampaikan saat pertama aku berkenalan dengannya di rumah tua itu. Dan namanya adalah “YESI DIA PUTRI MARIANTI” YOU ARE MY THE BEST FRIEND, STAY IN MY HEART FOREVER.
“FOR YOU”
(BUKAN PUISI BUKAN CERITA, MAKNAI SEMAU PEMBACA)
By : WJ (Bang Wie)
SAAT KITA MELANGKAH SEMAKIN JAUH DAN TAK MUNGKIN KEMBALI KEBELAKANG
APAKAH MASIH KAMU INGAT TENTANG AKU DAN KITA YANG PERNAH SAMA-SAMA MEMANDANGI LOTENG KUSAM KAMAR KITA DISITEBA
SALING BERCERITA TENTANG HARI LALU DAN HARI DEPAN YANG KITA DAMBA
SALING TERTAWA MENGINGAT BETAPA LUCU ULAH KITA DAN ORANG-ORANG YANG BISA BUAT KITA TERTAWA
BETAPA SEDIHNYA KISAH CINTA KITA YANG SELALU BERAKHIR DENGAN AIR MATA
MENAHAN LAPAR DISAAT UANG PERSEDIAAN KITA SAMA-SAMA HABIS TAK BERSISA
NARSISAN, BERPOSE DAN BERFOTO AJI MUMPUNG SEBELUM KITA SHOPPING KE PLAZA
SUNGGUH INDAH,,,
KINI SEMUA TINGGAL SEJARAH YANG TAK MUNGKIN TERULANG SAMA
HANYA BISA KITA RANGKAI MENJADI BARISAN-BARISAN KATA
MENCOBA KEMBALI BERGABUNG DILORONG WAKTU YANG TERTINGGAL MAKIN JAUH
TAPI,,,
KU BERHARAP, AKU TAK PERNAH JAUH DARI HATIMU,,,
SEPERTI KAMU YANG TAKKAN PERNAH JAUH DARI HATIKU,,
KARNA SAAT KUTAU SIAPA SAHABAT TERBAIK ITU
ADALAH DISAAT AKU PERTAMA BERKENALAN DENGANMU,,,,
ANDAI AKU MAMPU, KUINGIN DUNIA TAU,,,
“TENTANG BAHAGIANYA AKU MEMILIKI SAHABAT SEPERTIMU”
(To : Yesi DPM)
kak yesi...aku emang ga terlalu mengenal dia dengan baik...hanya sekedar tau dia orang yang baik dari kakakku...tapi pertama kali melihat diapun aku juga sudah tau dia sosok wanita yang patut kuhormati...dia cantik...tidak hanya wajah tapi juga hatinya...salam buat kak yesi...kakak perempuanku ^_^
BalasHapuskak yesi,, siiipp :)
BalasHapus