Anda meninggalkan kabupaten
Pesisir Selatan,, tulisan digerbang batas kota itu menyemangatiku untuk terus
melaju bersama skuter Meongku,hatiku terus bernyanyi seiring Mp3 yang terhubung
lewat handsfree ketelingaku. Ada sedikit resah disepanjang perjalananku,
sebenarnya disetiap perjalanan aku meninggalakn rumahku, kedua orang tua dan
satu adik perempuanku yang sangat manis.
Sekilas kulihat sebuah Taman
kanak-kanak yang di dinding bangunannya terdapat sebuah gambar sang ibu
membimbing anaknya, aku sempatkan tersenyum saat sempat membaca tulisan dibawah
gambar mozaik yang terukir indah didinding tua sekolah anak umur 4 tahun itu
“Ibu, surga dibawah telapak kakimu”
Instrumental yang mulai
mengaum ditelingaku membangkitkan emosiku untuk meneteskan air mata saat
kusadar kalau aku meninggalkan ibuku dalam keadaan yang kurang sehat. Kutak
sempat seka air mataku karna wajahku tertutup helm.air mata ini makin luruh
mengingat hipertensi yang dideritanya,diabetes dan vertigo yang sering mandadak
muncul membuatnya berteriak memanggil namaku T_T
Aku terus berlari kembali
mengingat betapa aku tak bisa hidup kalau beliau tidak ada bersamaku,, saat
beliau cemas menghadapi perjalananku, dengan wajah takut beliau berkata
“Hati-hati ya nak,,kalau sampai jangan lupa telpon” sambil perlahan melepas tas
yang aku sandang seakan tak ingin aku pergi, dan kalau aku bersama adik
laki-laki ku yang tampan, beliau akan berpesan “Hati-hati ya nak,, jaga adik,
jangan ngebut,, kalau sampai jangan lupa telpon”,, dan kami akan tersenyum
semangat menunjukan betapa beliau tak usah ragu, karna Allah akan melindungi
perjalanan kami,kami terus menampakan wajah bersemangat walau sebenarnya kami
juga risau saat harus meninggalkan beliau dirumah bersama ayah dan adik
perempuanku yang sangat sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Disaat aku jauh dan terbangun
dari tidur oleh alarm ku yang brisik, aku takkan langsung duduk dan menuju
kamar mandi untuk berwudhuk. Aku teringat ibuku,,beliau yang tau kalau aku akan
sulit tertidur kalau lampu kamarku mati,beliau akan setia menungguku hinggaku
tertidur,setelah aku telah benar-benar nyenyak beliau akan masuk kamar dan
memastikan selimutku tidak terjatuh ke lantai, beliau tau, aku akan terbangun
kalau terlalu lama tidur tanpa selimut,kemudian beliau mematikan lampu kamar
dan menggantinya dengan lampu belajar yang nyala apinya lebih kecil, beliau
merapatkan pintu kamar perlahan dan baru kemudian beliau pun berangkat tidur.
Fajar telah datang,
Adzan subuh pun berkumandang di Mushala disebelah rumahku, beliau kembali masuk
kamar dan membangunkanku,terus membangunkan sampai aku bener-bener bangun dan
beranjak ke kamar mandi untuk berwudhuk. Seperti saat aku masih kecil
dulu,beliau slalu menawarkan aku untuk ikut ke Mushala untuk shalat
berjamah,dulu aku slalu ikut,dan saat orang mulai membacakan doa aku kan
berlari pulang untuk nyambung tidur sebentar sebelum masuk jam sekolah.
Sekarang beliau masih slalu mengajakku, tapi aku terlalu pemalas untuk keluar
rumah sepagi itu,aku gampang masuk angin,dan beliau setuju kalaupun aku harus
shalat dirumah saja.
Jam stengah 6 pagi,ada suara
seorang wanita yang sangat aku cinta membaca Alquran terdengar dari TOA
Mushala,suara itu sering membuatku terbangun,mengajakku untuk membaca Alquran
juga bersamanya, karna dulu waktu kecil, kalau aku tidak kabur saat shalat
selesai, aku akan duduk disamping beliau dan membaca Alquran bersama dengan
suara terbata-bata.
Jam 6 beliau pulang dari
Mushala dan membuka semua pintu jendela,membuka gorden dan pintu depan,
terakhir beliau akan membuka jendela kamarku,sehingga aku harus bergeser ke
dinding untuk menghindari cahaya yang masuk menerobos kelopak mataku,,beliau
selalu menawarkanku untuk bangun,tapi tidak memaksa karna beliau tau kalau aku
sudah shalat subuh,jadi aku tidak mungkin berbohong tentang shalatku. Aku slalu
ngomel tiap kali jendela itu dibuka dan adik perempuanku yang cantik itu akan
tertawa sambil bersiap-siap berangkat sekolah. Aku tak suka dibangunkan dalam
keadaan mengantuk, tapi jendela itu akan tetap beliau buka, katanya, membuka
jendela dan pintu-pintu dipagi hari sama artinya dengan membukakan pintu rezky
yang baik, yang segar sesegar udara dipagi hari, yang slalu membuatku angkat
selimut.
Jam 8 beliau akan kembali
kekamarku untuk bertanya aku ingin makan apa biar dimasakin,aku slalu bilang
apa aja asal enak, tapi beliau akan kembali bertanya karna beliau tak mau aku
berkicau didapur karna makanan tidak seperti yang aku mau, dan dipertanyaan
kedua aku akan bilang sambel cumi,gulai telor,gulai tempe,ayam lado hijau,ayam
kecap, atau sambel udang.asal salah satunya,aku tak akan mengomel. Dan kemudian
beliau akan pergi kepasar dan memaskaknnya untukku.kalau aku tidak mrespon
pertanyaan beliau biasanya beliau akan berinisiatif sendiri,memasakkan dua
butir telor karna beliau tau aku takkan setuju dapat jatah satu, dan beliau
tau,aku suka sekali kuning telor itu separo matang,atau direbusnya
saja,kemudian terserah mau aku makan pakai kuah atau lado merah goreng.
Beliau tak pernah lupa sarapan
pagiku,sepiring lontong pecel atau sebungkus sate yang dijual deket SMP ku
dulu,satu-satunya sate yang aku suka dan aku akan tau kalau sempat dikibulin
dengan sate yang lain. Jam 10 aku akan bangun karna beliau telah kembali membangunkanku
untuk segera makan sarapan pagiku yang sudah disiapkan sejak jam 8 tadi. Aku
akan duduk dan menyambar sarapan pagi dengan kebiasaan elitku,ga mandi,ga gosok
gigi, menurutku gosok gigi sebelum tidur itu udah cukup,kecuali kalau aku harus
dinas pagi tentu harus mandi dan gosok gigi baru bisa sarapan.
Selesei sarapan aku akan
berpindah sebentar ke depan TV dan ngmbil chanel tuk menyaksikan acara music
favoritku,yang biasanya Host nya ROL,sekarang gado-gado gak jelas. Tapi aku
tetep suka,karna beberapa saat kemudian aku kan kembali tidur diikuti gelengan
kepala ibuku yang hanya tersenyum melihatku. Tak Cuma beliau,semua
abang-abangku gak akan komentar dengan kebiasaan libur yang seperti ini,karna
beliau tau,saat aku pulang,saatnya aku beristirahat dari segala kesibukanku.
Ibu, kisah cintaku tak pernah
indah,aku sering menangis karnanya. Tapi beliau slalu ingin tahu, beliau slalu
setia mendengarkan curahan hatiku,beliau akan ikut tersenyum dan tertawa saat
aku bercerita tentang pujaan hatiku. Beliau slalu minta dikenalkan, beliau
ingin tahu siapa laki-laki yang telah membuatku bisa bahagia dan tersenyum itu.
Walau akhirnya dilain cerita aku akan menangis dan menceritakan tentang
keretakan hubungan ku dengan sang pujaan hati. Tapi beliau tidak marah, dengan
tersenyum dan mengusap air mataku beliau akan bilang “cup,,jangan menangisi
yang bukan jodoh kita nak,,wanita baik itu diciptakan untuk laki-laki yang baik
pula ^_^ ‘’
Adikku, dia tak jarang merasa
diabaikan,dia mungkin tak pernah tau kalau seorang ibu takkan pernah membedakan
kasih sayangnya. Tapi dia slalu merasa dianak tirikan, aku bahkan pernah
membaca buku hariannya,, katanya ibuku lebih sayang pada kakaknya, padaku.
Hmmm, mungkin gadis kecil yang hebat ini tak pernah tau kalau aku juga syirik padanya.
Terkadang dia seperti mengikuti jejakku, aku yang dulu suka mengisi ceramah
agama dan berdiri diatas mimbar,kini dia juga sama, aku yang slalu jadi pembawa
acara-acara yang diadakan di mushala, kini dia pun sama,dan dia, dia malah
menjadi anggota rabana, aku yang tak pandai memainkannya,dia bisa menari tarian
adat dan aku Cuma bisa dance modern,dia menekuni banyak olah raga dan aku
sangat suka menonton dan membaca,atau menulis, dan dia pun mulai merebut
kebiasaan ini dariku. Dia juga punya banyak teman dan yang paling penting dia
sedikit lebih bisa berdandan ketimbang aku,tak jarang aku tertawa melihat
tumpukan koleksi bandonya diatas lemari.
Ibu, dia telah berikan aku
lingkungan yang hebat,adik-adik yang sangat aku sayang dan menyayangiku serta
abang-abang yang juga sangat menjaga dan sangat sayang padaku. Ibu, bagaimana
mungkin aku bisa beridiri tanpa topangan kakinya, bisa meraih tanpa uluran
tangannya, bisa tertawa tanpa dia tersenyum bersamaku, dan aku tidak akan
berarti apa-apa pabila dia jauh dan meninggalkanku.
Tuhan,seperti apapun dia
dimata dunia, tapi bagiku beliau lebih berarti dari satu dunia. Biarkan aku
sempat membahagiakannya, sempat buatnya tersenyum,hinggaku bisa buatnya
tersenyum sampai helaan nafas terakhirnya
Ibu, bila air mata
ini mulai mengalir, itu karna aku sedang merindukanmu T_T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar